Tuesday, March 31, 2020

Log Date : 31 Mar 2020 - The Reason

Beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya ketika gue memasuki masa SMA, gue membaca sebuah buku yang tidak jelas. Sebuah buku yang gue ga tau apakah itu termasuk kedalam genre komedi, atau biografi, atau ya cuma sebuah buku yang terbit hanya untuk lucu-lucuan aja. Yang ga gue tau pada saat itu adalah buku tersebut merupakan roket peluncur seseorang diluar sana, yang gak gue kenal sama sekali, yang sebelas tahun kemudian membuat seseorang tersebut menjadi sebuah public figure dan bahkan membuat seseorang tersebut menjadi orang yang sukses.

Buku tersebut berjudul Kambing Jantan.
Buku tersebut merupakan buku pertama Raditya Dika.

Banyak hal yang terjadi selama sebelas tahun itu - budaya, preferensi, selera, norma. Sebelas tahun setelah itu, gue kembali lagi disini, disebuah blog baru yang sengaja gue bikin dengan menggunakan nama blog gue yang lama, dengan layout yang kurang lebih sama (dimana gue cukup bersikeras untuk mengingat bagaimana bentukan blog gue jaman dahulu itu, tapi merasa percuma.. Totally blank,) dengan tujuan yang sama, dengan konten yang mungkin pada akhirnya kurang lebih sama.

Enggak, gue gak berencana untuk traveling back through time, regretting the choices I've made and in a denial phase hanya untuk merasa lebih baik secara psikologis di saat seperti ini. Enggak. Gak ada yang perlu gue sesali, gak ada hal yang gue pengen banget untuk relive, ga ada hal-hal yang masih menahan gue untuk terus maju yang tertinggal di masa lalu.

All I want is freedom of writing.

Gue memang sudah memiliki akun blogger lain (2 biji malah..), dan dua-duanya memang gue buat dengan tujuan dan peran masing-masing. FromTheseGlasses yang terfokus kepada reviewing game, film, dan hal-hal yang menarik bagi gue; dan ReadDieRepeat yang bertujuan khusus untuk memberikan review akan buku-buku yang telah gue baca. It all started from back then, reading Kambing Jantan and then found out who is Raditya Dika. I read his blog, and boom - I want to write too.

Berbeda dengan Haruki Murakami yang menemukan hasrat dan kepercayaannya bahwa ia bisa menulis suatu cerita setelah ia menonton suatu pertandingan baseball, gue merasa bisa menulis sesuatu, ya karena gue melihat bahwa Raditya Dika pun bisa. He was my idol, back then.

I wrote a lot, I even make some short stories, print it out, shared it to my friends at school (beberapa doang, ga banyak.. cuma 3 orang) and asked them is it good or bad. My ex-girlfriend wrote blog too, we even made a blog for two. Some of my friends started to make blog too, with their own writing styles and themes and point of views. It all started just because someone brought a book. A single action that caused a massive reaction.

The willingness of writing still attached on me until this day, until this moment. It still burns bright and hot, never lit down a single inch.
But I never had the time to write it down, to finish it up.
Time, once again, is my nemesis.

But I have this plan, dan plan ini berhubungan erat dengan blog ini.
Gue akan mencoba kembali menulis sehari sekali disini.
Entah hanya update kehidupan, atau simply rambling gak jelas.
Entah panjang banget-nget-nget atau ya sedikit bgt.
All I need to do is write.
Everyday.

Just like I used to do back then.